WEB BLOG
this site the web

Satu Fase Kehidupan Sebagai pembelajaran


Hari ini (jum’at, 9 oktober 2009), bukan dari sebuah buku, bukan informasi yang ku dapat dari televisi, bukan kisah zaman dahulu..,tapi panca inderaku menyaksikannya..,aku menyaksikan hati-hati yang begitu tegar..

Kesadaran mereka akan sunnatullah membuatku ikut meneteskan air mata. Jantung mengetuk keras hatiku, agar ia bias membandingkan dengan apa yang harus kufikirkan tentang hidup ini. Begitu sombong jiwaku hingga tidak mau mengerti bahwa semua yang kumiliki bukanlah miliku, semua hanya pinjaman..sebenarnya..

Namun jika dilakukan uji banding, maka aku bukaan orang yang bias menjaga pinjaman itu, bahkan aku pernah merusak salah satunya, itupun yang Nampak dan kusadari..,selebihnya aku tak tau..Astaghfirullaah..

Sekali lagi aku meneteskan air mata, mereka telah sempurna yatim piatu…hatiku menggelitik , “Satu bukti nyata lagi bahwa semua pasti kembali”. SEtengah sadar jiwaku mengamuk, tak sanggup rasanya aku dalam keadaan seperti mereka, tak terassa air mata telah memenuhi wajahku. Begitu bijaksana Dia, memberikan ujian sesuai kemampuan..

Sekarang aku mengerti, aku begitu lemah, untuk membayangkan saja aku tak mampu..tiada daya upaya selain dengan pertolongan-Nya.

Kemudian aku terdiam dan merenung…
Masih banyak kewajibanku pada kedua orang tuaku..,belum sempat aku menjadi penuntun yang baik untuk adik2ku..UMUR tidak berbau..

Ternyata aku bukan orang yang pintar memikirkan semuanya..kesalahan demi kesalahan ku kerjakan dengan tenang..hm..
“Mereka kuat, mereka hebat..^_^

Ya Allah…mereka adalah saudara2ku, berikanlah yang terbaik untuk mereka selalu..,
dan sadarkanlah mereka bahwasanya jika satu pintu telah tertutup, maka masih banyak pintu yang terbuka lebar, agar mereka tidak terpaku dengan satu pintu yang tertutup itu saja, cintailah mereka ya Rabb..”

Sesaat perenunganku menghasilkan sebuah kesimpulan,
“Benar kata beliau..; Ketika kau memikirkan urusan dunia lihatlah ke bawah, maka kau akan faham tentang SYUKUR, namun jika kau memikirkan urusan akhirat lihatlah ke atas, agar kau sadari bahwa kasih saying Allah itu melimpah..”

Tersentak aku ketika mereka membangunkanku dari lamunan..,
“Kau beruntung, masih diberi kesempatan memiliki orang tua yang lengkap,…
Tanpa dikomando air mataku jatuh dengan derasnya, mengisyaratkan sebuah pembenaran.
(Iya…orang tuaku masih ada, banyak sekali cinta yang Allah limpahkan melalui mereka, jangankan menghitungnya..mengingat semuanyapun aku tak mampu..Alhamdulillaahirabbil’aalamiin…)

Ku tarik nafas, kemudian menghembuskannya..,itukah takdir mereka? Sekali lagi aku ingin mengatakan bahwa mereka hebat !! Luar biasa ketika kerabatnya sibuk memikirkan urusan berjasad materi, mereka berdo’a agar orang tunya tenang di alam barzakh..
Waktu treus berjalan.., ( Januari 2011)

Seiring waktu menua mereka semakin taat, ya Allah…aku cemburu…
Ujian itu (ketiadaan orang tua) membuat mereka lebih pintar, lebih cerdas, benar-benar lebih pandai menarik perhatian-Mu..semoga terus begitu, lebih dan lebih..
Mungkin inilah muhasabahku..,

Agar menjaganya..,karena hati ibarat gelembung air mendidih, mudah berubah..

=Semoga selalu istiqamah menghamba pada-Nya. Amiiiin…..=

Ternyata Kita Salah Paham T_T


Aku pernah bertanya pada seseorang yang q anggap lebih tahu dariku..,
“kenapa tingkat kepintaran se2orang dilihat dari segi nilai yang dapat dicapainya…??
Sehingga banyak yang sedih jika nilainya rendah dari yang lain..,sedang mereka juga sudah berusaha..”

Kata beliau, “sebenarnya itu MOTIVASI nak..”
Tapi aku menyangkal lagi.., “bukankah sebagian kecil orang masih ada yang belum termotivasi dengan itu.., bahkan dia menjadi takut dengan yang namanya pertempuran, mungkin juga dia tidak suka dengan persaingan..smangat berperangnya down,,,
Sedangkan yang senang bersaing, dia jadi malas untuk berbagi ilmu karena takut tingkat kepintarannya tersaingi..,bahkan dia senang jika nilainya jauh lebih tinggi dari yang lain..
Yang aku takutkan, Rasulullah pernah bersabda: Bergembiralah dan berharaplah agar mendapatkan sesuatu yang menyenangkan kamu sekalian. Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan terhadap kalian, tetapi yang aku khawatirkan adalah jika kekayaan dunia dilimpahkan kepada kalian sebagaimana telah dilimpahkan kepada orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akhirnya dunia itu membinasakan kalian sebagaimana ia telah membinasakan mereka. (Shahih Muslim No.5261)”

Kata beliau lagi..“Iya…sebenarnya itu adalah sebuah motivasi, agar brlomba-lomba dalam kebaikan..,agar mereka lebih giat belajar..,tapi hablumminannasnya tetap terjaga..
Namun ternyata terbukti lagi, bahwa belum tentu yang dianggap manusia benar itu adalah benar dan sebaliknya. Sedangkan rencana manusia juga belum tentu sama dengan rencana Allah…semua benar2 akibat dari perbuatan manusia itu sendiri, manusia yang satunya, atau yang satunya lagi…
Hingga berbagai cara dilakukan agar nilainya tinggi serta dinobatkan menjadi orang yang pintar, oleh MANUSIA…sekali lagi, Manusia…

Mereka terkecoh…anak2 itu tersugesti, kecuali yang betul2 berusaha agar nilainya tinggi, namun dia juga senang kalau nilai kawan2nya tinggi seperti yang diraihnya.
Padahal waktu di Taman Kanak2, dia pernah menghafal 10 malaikat dengan tugas2nya, tapi mungkin anak2 zaman sekarang sudah lupa dengan masa lalunya yang mereka anggap kampungan itu,
Mereka lupa bahwa :
Malaikat Jibril sampai sekarang belum pernah menyampaikan wahyu yang berisikan pernyataan tentang orang yang mendapat nilai rendah dari suatu tes/ujian yang berhubungan dengan dunia itu akan dibenci Allah…tidak pernah..

Malaikat Mikail juga tidak pernah bilang kalo dia tidak akan ngasih rezeki sama orang yang punya nilai ujian di bawah rata2..

Malaikat Israfil yang hanya tahu tentang peniupan sangkakala..
Apalagi Malaikat Izrail yang ga pilih2 mencabut nyawa, umur tidak berbau…

Malaikat Rakib & Atid juga hanya mencatat nilai usaha, do’a yang sungguh2, serta keyakinan kita dalam berharap pada Allah..setelah itu Wallahu’alam..,pastinya mereka tidak akan kecewa jika kita hanya tidak bias menjawab soal tersebut..,
Di alam kubur kelak, Malaikat Munkar dan Nankir juga tidak akan buang2 waktu untuk menanyakan nilai ujian tengah ataupun akhir semester…
Dan pastinya, ana berani menjamin bahwa Malaikat Malik dan Riduan memperbolehkan atau tidaknya seseorang masuk kedalam dua tempat yang mereka jaga sama sekali bukan dengan mempertimbangkan nilai ujian waktu kita sekolah di dunia..Wallahu’alam bisshawab..”

karena aku memang cerewat,, ku Tanya lagi..
“Bukankah wajar jika kami bersedih bila seandainya nilai kami lebih rendah dari yang lainnya…? Bukan sedih karena takut diolok-olok atau di hina..dan insyaAllah tidak ada kawan2 yg demikian tega, tapi takut mengecewakan orang tua…”

Denngan senyum beliau menjawab,
“Salah seorang sahabat saya pernah bilang, katanya sahabatnya pernah cerita bahwa untuk mengetahui perbuatan kita itu jelek atau buruk, cukuplah perbuatan kita itu diketahui oleh orang tua kita, lalu mereka tidak senang melihatnya..
Darimaka itu…yang penting kita usaha untuk mendapat yang terbaik, pakai usaha maksimal, kalo mau ujian besok ya…jangan Cuma malam ini saja usahanya…karena jangankan siswa, guru yang handal saja…walaupun sudah lihai, dia tetap kudu latihan lagi untuk memantapkan strategi mengajarnya…

Kalo sudah do’a khusyu, ikhtiar tingkat tinggi…kemudian mengerjakan soal2 ujian dengan cara yang benar…Apalah lagi yang seharusnya diperbuat seorang muslim selain berpasrah diri pada yang Maha Kuasa.

Islam itu agama yang menentramkan…rugi kalau kita tak faham dengan itu,,,
Kita ini punya Allah…pastilah Dia akan selalu memberikan yang terbaik untuk kita..
Tidak ada daya upaya kita selain dengan pertolongan Allah, sedangkan Dialah yang lebih tahu tentang apa yang terbaik untuk kita,,,

Kurang apa lagi informasi dari Allah agar membuat hati kita tenang dan senang? Kurang apalagi kasih saying Allah sampai kita sering enggan untuk sabar dan syukur?? Ana rasa kita lah yang kurang ajar…bingung buka primbon, sakit nyiapin sesajen, mau kaya kedukun..lalu buka Al-Qur’annya kapan? Baca Hadits taon depan…?? Atau ibadahnya pas ingat kuburan?? masa depan kita cerah atau tidak itu bukan hanya bergantung dari nilai ujian sebuah mata kuliah...rezeki sudah diatur, dan satu hal..tetap teruz ikhtiar dan jangan pernah berputus dari rahmat Allah..^,^

Pesan beliau :
Jaga baik2 Hablumminallaah…dan jangan lupakan Hablumminannaas..
Maka insyaAllah kau akan mendapati kesuksesan dunia dan akhirat. mudah-mudahan..Amiiin_ya Rabb...

Saling mengingatkan yaa..“SmangaaaaaatttttTTTTZzzz !!!

Strategi Mengajar Seorang Guru Matematika yang Handal dan Profesional










Sebagian besar tanggapan menyatakan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk diajarkan maupun dipelajari. Karena untuk memepelajari matematika bukan hanya memerlukan tekhnik menghafal, namun juga memerlukan keuletan untuk banyak latihan dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan pokok bahasan terkait yang sedang dipelajari.

Dan dewasa ini, sudah sangat Nampak / mencolok dan seringkali terlihat perbedaan yang sangat besar dalam pencapaian hasil belajar matematika di antara anak yang sama usianya. Sehingga dari kenyataan bahwa tingkat pencapaian dan kecepatan pembelajaran matematika dari siswa yang satu dengan siswa yang lainnya sangat berbeda-beda menimbulkan dua pernyataan yaitu:

Ø Jika laju pengajaran terlalu cepat, maka pemahaman tidak akan terbentuk

Ø Jika laju pengajaran terlalu lambat, maka siswa akan menjadi bosan

Perlu ditambahkan pula di sini, bahwa sejumlah orang berkeyakinan bahwa salah satu tujuan mempelajari matematika adalah untuk membantu mengembangkan cara berfikir yang teratur dan analitis. Luar biasa jika semua berfikir demikian hingga belajar dan mengajarkan matematika jadi kebutuhan untuk meningkatkan kedisiplinan dalam berfikir, namun tidak bisa dipungkiri bahwa ada saja yang berfikir bahwa belajar matematika itu membosankan dan tidak ada gunanya.

Oleh karena itu saya mengangkat judul Strategi Mengajar Seorang Guru Matematika yang Handal dan Profesional”. Agar di sinilah kita sebagai mahasiswa FKIP Program Studi Pendidikan Matematika supaya instropeksi diri, dan berusaha meningkatkan kualitas diri, agar bias menjadi pengajar matematika baik yang handal, profesional dan menyenangkan, serta bias menarik perhatian siswa agar mereka lebih semangat dan lebih merasa nyaman serta senang dalam belajar matematika.

Hingga saat ini, kata beberapa literature dan para ahli, tak ada cara terampuh yang dapat digunakan untuk mengajar matematika secara efektif. Cara apapun yang digunakan ada kelebihan dan ada kelemahannya. Yang saya maksud “cara mengajar” di sini bisa meliputi metodE/teknik mengajar atau pun pendekatan mengajar (lebih tepatnnya pembelajaran).

Berikut ada beberapa bagian keprofesionalan seorang guru yang merupakan inti dari sebagian besar penyelesaian masalah metode pembelajaran matematika yang dianggap menakutkan dan membosankan, namun sebelumnya kita ingat dalm sebuah hadis bahwa

Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wassalam bersabda: ’Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. ...........” (Diriwayatkan oleh dua imam ahli hadits; Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrohim bin Mughiroh bin Bardizbah Al-Bukhori dan Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusairy An-Naisabury di dalam kedua kitab mereka yang merupakan kitab paling shahih diantara kitab-kitab hadits)[1].

Maka sebagai seorang guru yang baik, kita harus punya tujuan baik pula,

Tujuan pembelajaran matematika yang saya maksud, ada dua hal, yaitu :

1. Tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendek pembelajaran matematika, sederhananya, adalah bahwa, siswa diaharapkan dapat memahami materi matematika yang dipelajarinya dan dapat menggunakannya pada pelajaran lain atau pada kehidupan (praktis) nyata dan bekal untuk jenjang pendidikan selanjutaitnya.

2. Sedangkan tujuan jangka panjang pembelajaran matematika, sederhananya, adalah bahwa siswa itu dapat mengambil “nilai-nilai matematika” dan mengaplikasikannya untuk kehidupan. Nilai-nilai matematika yang saya maksud meliputi: penalaran, kedisiplinan = ketaat-azas-an, kejujuran, kebertanggungjawaban, kesetiakawanan, keimananan, dsb.

Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tujuan pembelajaran matematika itu dapat tercapai.

Ada sebuah pendapat yang menyatakan bahwa secara umum, dalam mengajar, seorang guru yang professional pertama-tama harus menguasai dan paham materi pembelajaran, kemudian kreatif dalam konsep, serta menguasai media pembelajaran dan mampu mengelola kelas dengan baik.

1. Menguasai dan Paham Materi

Tentu saja seorang guru itu harus menguasai dan paham betul dengan materi pelajaran yang bersangkutan, karena tanpa itu bagaimana bias dia mengajarkan dan memahamkan suatu pembahasan dalam sebuah mata pelajaran kepada para siswanya. Karena tanpa itu, alur pembelajaranpun bias menjadi kacau.

Dengan demikian, penguasaan materi dan kemampuan menyampaikannya (ke orang lain) adalah syarat perlu untuk mampu mencapai tujuan pembelajaran matematika, tapi ingat ini belum cukup. Belum cukup menjamin bahwa tujuan pembelajaran matematika itu akan tercapai.

Namun, Seorang guru/pengajar yang pemahaman materinya dan penyampainnya bagus pun masih perlu belajar, memperkaya diri dengan banyak membaca, tak berpuas diri dengan kemampuan yang sudah dimiliki, dan tentunya perlu melakukan persiapan sebelum pembelajaran. Sehebat apapun seorang guru, bila mengajarnya tidak dipersiapkan, saya pesimis tujuan pembelajaran itu akan tercapai. Bagaimana dengan yang sudah berpengalaman? Ya, tanpa kecuali.

2. Kreatif dalam Konsep

Yang perlu diperhatikan oleh seorang guru/pengajar, yang akan mengajar matematika, adalah bahwa: siswa yang belajar matematika itu kemampuannya beragam. Ada yang cepat menangkap pelajaran, ada yang biasa saja, dan ada yang kurang cepat. Mereka semua, pastinya ingin bisa matematika yang mereka pelajari.

Seorang guru yang handal dan profesional juga harus kreatif dalam konsep, maksudnya, seorang guru harus pandai dalam situasi dan kondisi, faham betul dengan keadaan serta pintar dalam menyesuaikan keadaan tersebut dengan materi pelajaran yang akan dia ajarkan kepada siswanya. Sehingga dengan itu, para siswa akan lebih bersemangat dalam belajar, tingkat penerimaannya tinggi, dan mudah dalam memahami, serta mereka merasa senang dan nyaman dengan cara mengajar sang guru.

3. Menguasai Media Pembelajaran

Tentu saja tidak ada alasan bagi seorang guru yang cerdas dan professional untuk tidak mempelajari berbagai media pembelajaran yang akan jauh lebih besar tingkat penarikan perhatian siswa terhadap mata pelajaran yang akan diajarkannya, apalagi seorang anak sangat menyukai hal-hal yang baru. Misalnya dengan LCD (power point, movie maker), dengan alat peraga, table atau grafik elektronik dan lain-lain.

4. Mampu Mengelola Kelas dengan Baik

Seorang guru yang bijak dan professional faham betul bagaimana anak didiknya. Dia faham betul bagaimana memposisikan diri, hingga wibawanya muncul di hadapan anak-anak didiknya. Guru yang mampu mengelola kelas dengan baik adalah seorang guru yang mampu membuat dirinya sebagai objek perhatian para siswa dalam kelas tersebut. Bukan karena menakutkan atau aneh dari yang lain, namun karena telah handal dalam ketiga langkah sebelumnya yaitu menguasai dan paham materi pembelajaran, kreatif dalam konsep, serta menguasai media pembelajaran, hingga dengan itu ia manfaatkan peluang agar mampu mengelola kelas dengan baik. Dengan itu, tidak akan ada siswa yang mengantuk saat kegiatan pembelajaran berlangsung, apalagi melamun dan berbicara diluar dari materi pembelajaran, apalagi bercanda sendiri (forum di dalam forum). insyaAllah tidak akan terjadi. Wallahu’alam..

Dan satu hal yang selalu harus kita ingat, bahwa segala sesuatu itu memang tergantung pada niat, namun tidak semua proses sesuai dengan niat, oleh karena itu perlu kita ingat sebuah pepatah mengatakan bahwa “segala sesuatu yang berasal dari hati, insyaAllah akan sampai ke hati. Dan segala sesuatu yang hanya berasal dari mulut saja, maka sesuatu itu juga hanya akan masuk ke telinga kanan namun kemudian akan keluar lagi melalui telinga kiri..”. wallahu’alam bisshawab. Maka dari itu sebagai seorang guru penting juga bagi kita untuk memperhatikan hal yang demikian agar kita ikhlas dalam setiap ucapan, nasehat, serta bimbingan kita terhadap semua anak didik kita. Agar mereka juga bias menerima dan memahami dengan baik dengan setiap apa yang kita sampaikan, baik itu tentang pelajaran matematikanya, maupun pelajaran-pelajaran hidup yang bagus untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari Amiiin…

Sebagai guru yang professional, kita bias menyampaikan materi sambil berselang seling dengan bercerita tentang hal-hal yang ada manfaat pastinya, misalnya seperti;

Matematika adalah ilmu yang mengatur semua aspek yang ada dibumi dan dilagit. Untuk menciptakan jagat raya ini Allah menggunakan matematika. Untuk mengatur untaian bintang di langit Allah menggunakan matematika. Untuk mengatur planet-planet di angkasa ini Allah menggunakan matematika.Untuk menciptakan mahluk-mahluk Allah menggunakan matematika. Untuk menciptakan manusia dengan segala aspeknya Allah menggunakan matematika. Untuk menciptakan elektron,proton dan bagian-bagiannya Allah menggunakan matematika. Untuk hidup sehari-hari kita semuanya menggunakan matematika. Kalau matematika digunakan untuk berbuat jahat,maka itu pastidapat balasan dari Allah,tetapi kalau matematika ini dipakai untuk kebaikan maka kita semua kita pasti akan dapat pahala.

Konsep matematika dari TK sampai dengan universitas sebenarnya hanya pertambahan,pengurangan,perkalian dan pembagian. Jadi untuk mengajar matematika supaya anak-anak mengerti terlebih dahulu pelajari dulu konsep-konsep dasarnya itu,tentunya anak-anak harus diberikan latihan sebanyak-banyaknya dan harus serius mengerjakannya,jangan malas.
Sebab jika belajar matematika malas,maka pasti tidak akan bisa dan tidak akan menguasai matematika itu dengan baik. Sebagai guru yang professional kita juga mesti sensitive dengan anak didik kita, guru harus tahu keadaan siswanya, apakah dia sedang bosan? Ataukah dia sedang malas? Dan lain sebagainya.

Ada beberapa sifat yang juga harus dikuasai oleh “saya” sebagai seorang guru yang professional, yaitu mengevaluasi diri seperti :

1. Saya harus jujur

Jujur mendengarkan suara hati saya dan suara hati mereka. Jujur bahwa saya tidak bisa menjawab semua pertanyaan dan harapan mereka. Jujur bahwa saya memiliki keterbatasan. Jujur bahwa saya sangat mencintai mereka dan ingin mereka berhasil. Jujur untuk mengatakan semua isi hati saya kepada mereka. Dengan itu mereka ada di hati saya, demikian sebaliknya. Insya Allah.

2. Saya harus sabar

Sabar dengan apa yang saya miliki. Sabar mendengarkan keluh kesah mereka. Sabar mendengarkan harapan-harapan mereka. Sabar dengan perilaku mereka. Sabar dengan capaian akademik mereka saat ini. Ya, tidak semuanya seperti yang saya harapkan. Tidak semua harapa saya terjadi saat itu juga. Itulah pendidikan, kadang hasilnya baru kentara setelah karun waktu yang cukup lama. Sabar tiada batas.

3. Saya harus tegar

Sejauh urusan siswa, saya harus tegar menghadapi semua hambatan. Hambatan datang dari segala arah, temasuk dari pimpinan saya, teman saya, keluarga saya dan keluarga mereka. Sesungguhnya, kadang masalahnya hanya pada kemampuan berkomunikasi saja. Tetapi, di hadapan mereka, memang saya harus benar-benar tegar, dapat diandalkan.
4. Saya harus mau belajar

Ya belajar apa saja yang bermanfaat bagi semua. Kemampuan mengajar saya dulu didapat dari FKIP, sungguh sangat terbatas dan cukup untuk meghadapi dunia masa kini. Maka saya belajar, membaca, bertanya atau berdiskusi denga teman sejawat atau dengan siapa saja, bahkan dengan siswa.


5. Saya harus berdoa untuk kemajuan siswa

Saya pernah bertanya kepada teman-teman guru, kapan terakhir berdoa untuk siswa? Berdoa secara khusus untuk siswa saya, ternyata lebih mendekatkan saya kepada mereka. Dan hati saya menjadi plong.

6. Saya tetap manusia

Demikian juga dengan siswa saya, punya rasa, punya mata punya telinga……

7. Saya harus minta maaf

Maafkan saya, ya Allah. Maafkan saya, wahai para siswa. Karena bagaimanapun juga, sengaja atau tidak, pastinya saya pernah berbuat salah.


Sekali lagi saya tegaskan, berdasarkan literature dan pendapat para ahli, tak ada cara mengajar matematika terbaik/terampuh. Dengan demikian, sederhanya seperti ini. Jadi di sini tugas kita adalah untuk menciptakan agar anak-anak itu senang belajar matematika,berikan anak-anak kepercayaan dan tanggung jawab untuk bisa menyelesaikan soal dengan baik.jadi strategi dan metode mengajar harus terus dikembangkan,sehingga dapat ditemukan hal-hal yang baru.

Demikian strategi mengajar seorang guru yang handal dan professional (menurut saya dan menurut buku-buku serta situs-situs di internet yang sependapat) yang tidak tersusun dengan baik, namun insyaAllah setidaknya barangsiapa yang mau mencoba hal-hal yang saya jelaskan seperti di atas, dan kemudian sebagian besar siswa-siswinya menjadi senang dan punya pemahan banyak tentang matematika dengan keadaan baik dan penerimaan yang ikhlas, maka dialah seorang guru yang handal dan profesional itu. InsyaAllah..

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies